Pendaftaran Kader PDI Perjuangan

Gubernur Bali Kampanyekan Konsumsi Garam Lokal Bali

  • 22 Oktober 2021
  • Oleh: PDI Perjuangan Bali
  • Dibaca: 576 Pengunjung

Karangasem - Gubernur Bali Wayan Koster kembali menegaskan kualitas garam Bali yang diproduksi secara tradisional di kawasan Amed, Kabupaten Karangasem, Tejakula, Kabupaten Buleleng dan beberapa daerah lain sangat baik dan bahkan sudah diekspor ke berbagai negara.

"Kita punya tempat produksi garam yang punya hasil bagus, berkualitas dimanfaatkan sejak turun temurun. Utamakan dulu untuk konsumsi (lokal,red) kita," tandas Gubernur Koster saat kunjungan kerja ke sentra produksi garam Amed, Desa Purwakerthi, Kabupaten Karangasem pada Minggu 17 Oktober 2021.

Gubernur Koster yang juga didampingi Ketua Dekranasda Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengungkapkan, selama ini garam tradisional Bali cukup terganggu pemasarannya di tingkat lokal karena gempuran garam impor.

"Lalu ada alasan SNI yang mewajibkan kandungan yodium. Padahal bicara kandungan mineral lain garam kita luar biasa, punya rasa khas yg tidak bisa disamakan produk daerah lain. Untuk itu saya terbitkan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 17/2021 tentang Pemanfaatan Garam Tradisional Lokal Bali," tutur Gubernur asal Sembiran, Kabupaten Buleleng tersebut.

Terkait hal tersebut pula, Gubernur menekankan bahwa ke depan produksi garam lokal Bali akan terus didorong agar bisa masuk ke pasar dan konsumen lokal Bali.

"Apalagi garam Amed sudah ada HAKI dengan indikasi geografis. Saya dorong agar Kadis Kelautan agar garam tradisional segera punya HAKI semua. Gunakan produk kita sendiri jangan malah banggakan produk luar. Kalau 4,3 juta penduduk Bali konsumsi, pasti terserap semua produk kita," tegasnya.

Ia juga mengatakan mendorong Bupati Karangasem untuk sosialisasi penggunaan garam tradisional untuk masyarakat.

Sementara itu, Ketua Koperasi Petani Garam Amed Karangasem, I Nengah Suanda garam hasil produksi dari Bali pengerjaannya lebih kompleks tanpa penambahan bahan kimia sehingga harganya lebih tinggi.

 

"Kita di Amed bisa produksi 30 ton garam per tahun dengan 4 kali panen," ujarnya.

Suanda juga menjelaskan bahwa sejatinya garam Amed dan garam tradisional lokal Bali lain telah memperoleh pengakuan dan diminati di dunia kuliner, serta telah dipasarkan secara nasional dan internasional. Di samping itu juga telah diekspor ke Jepang, Korea, Thailand, Prancis, Swiss, Rusia, dan Amerika Serikat.

Gubernur Koster beserta Putri Koster yang dalam kesempatan tersebut disertai pula oleh Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Bupati Karangasem I Gede Dana juga mencoba memanen garam yang dikenal punya citarasa gurih khas tersebut.

Nampak pula mendampingi Kadisperindag Provinsi Bali I Wayan Jarta dan Kadis Kelautan dan perikanan Provinsi Bali Made Sudarsana.


  • 22 Oktober 2021
  • Oleh: PDI Perjuangan Bali
  • Dibaca: 576 Pengunjung

Berita Terkait Lainnya