Pendaftaran Kader PDI Perjuangan

Siswa Pakai Nama Ketut Hanya 6 Persen di Bali, Gubernur Koster Minta Ini Jadi Atensi Serius

  • 07 Mei 2023
  • Oleh: PDI Perjuangan Bali
  • Dibaca: 336 Pengunjung

Denpasar - Gubernur Bali, Wayan Koster membeberkan data jumlah siswa di Bali yang memakai nama Bali seperti Putu, Wayan, Gede, Made, Kadek, Nengah, Komang, Nyoman dan Ketut.

Data tersebut ia sampaikan saat mengisi Seminar Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 pada, Jumat 5 Mei 2023 di The Trans Resort Bali, Badung, Bali.

Pada Tahun 2022 jumlah penduduk di Bali sebanyak 4,5 juta jiwa dengan rerata laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,01 persen pertahunnya.

Menurut Koster karakteristik Manusia Bali meliputi jati diri, integritas, dan kualitas secara umum masih bertahan sampai kini dalam beberapa aspek mengalami kemunduran.

Namun dalam hal tertentu mengalami kemajuan.

“Pada Tahun 2023 data jumlah siswa SD, SMP,  dan SMA/SMK/SLB mencapai 758.174 orang. Jumlah siswa yang memakai nama Bali sebanyak 595.931 orang atau 79 persen. Dan siswa yang bukan memakai nama Bali sebanyak 162.243 orang atau 21 persen,” beber, Koster.

Dari jumlah tersebut yang memakai nama Bali dirincikan mulai dari nama Putu, Wayan, Gede sebanyak 233.013 orang atau 39 persen.

Untuk nama Made, Kadek, Nengah sebanyak 215.731 orang atau 36 persen.

Sedangkan untuk nama Komang dan Nyoman sebanyak 109.198 orang atau 18 persen.

Sementara untuk nama Ketut paling sedikit yakni 37.389 orang atau 6 persen.

“Ini sudah merupakan peringatan yang harus menjadi perhatian yang sangat serius, bahwa kalau tidak dilakukan upaya nyata nama Ketut terancam punah,” tutupnya.

Sebelumnya, penduduk Bali saat ini berjumlah sebanyak 4,3 juta orang dengan pertumbuhannya hanya 1,2 persen pertahun.

Angka tersebut pun dikatakan rendah oleh, Gubernur Bali, Wayan Koster saat berpidato diacara Tatap Muka Dengan Masyarakat Kota Denpsar yang berlokasi di Art Center pada, Selasa 21 Februari 2023.

“Rendah pertumbuhan penduduk di Bali dan satu ibu produktif rata-rata melahirkan dua anak jadi keluarga berencana (KB) dua anak di Bali ini berhasil. Karena itu saya menggalakan jangan KB 2 anak tapi KB 4 anak,” jelas, Koster.

Lebih lanjutnya ia mengatakan, karena jika semua penduduk Bali mengikuti KB 4 anak maka berarti populasi Nyoman (anak ketiga) dan Ketut (anak keempat) akan punah.

Dengan begitu Koster mengatakan Bali akan kehilangan unsur budayanya.

Dalam hal ini ia tidak memaksakan, namun jika bisa disarankan untuk pasangan suami istri memproduksi sampai 4 anak.

“Jadi bagi generasi muda saya berharap nikahlah dengan pasangan yang cocok dan rencakan 4 anak minimal."

"Sekarang coba kalau kita cek pendaftaran siswa baru di SD ada berapa Nyoman dan Ketut pasti sudah langka."

"Jadi karena itu kita harus dijalankan kedepan saya sudah bicara dengan Kepala BKKBN, untuk Bali jangan KB 2 anak karena mempersulit masyarakat Bali. Sudah populasinya sedikit diperkecil lagi,” tandasnya.


  • 07 Mei 2023
  • Oleh: PDI Perjuangan Bali
  • Dibaca: 336 Pengunjung

Berita Terkait Lainnya