Pendaftaran Kader PDI Perjuangan

Made Urip Bagikan Combine Harvester Senilai Rp500 Juta di Bumi Makepung

  • 26 Mei 2023
  • Oleh: PDI Perjuangan Bali
  • Dibaca: 613 Pengunjung

Negara - Agenda kerja Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Drs. I Made Urip, M.Si., tetap semangat melanjutkan Turba dan terjun ke tengah masyarakat di Kabupaten Jembrana. Wakil Rakyat Sejuta Traktor yang akrab disapa M-U ini, tak ada hentinya terus menggenjot kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) untuk mengangkat kapasitas petani dan krama subak di Bumi Makepung. Pelaksaaan Bimtek yang kali ini bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Prasana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) Kementerian Pertanian mengangkat Sosialiasi Perlindungan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan Pemanfaatan Media Alternatif Produksi Pembenah Tanah di Nirwana Garden Bali, Desa Dauhwaru, Jembrana, pada Selasa (23/5/2023).

Kehadiran Ketua DPP PDI Perjuangan membidangi Pertanian, Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu, didampingi Anggota Komisi II DPRD Jembrana, Ni Nyoman Sri Kendel, SP., mewakili Ketua DPRD Jembrana, juga sempat membagikan bantuan Combine Harvester senilai Rp500 juta untuk Kelompok Tani Merja Jaya, Jembrana. Bantuan alat panen ini, memiliki 3 fungsi, yakni sebagai alat panen, alat perontok padi dan juga sebagai alat pembajak sawah. Mewakili Kelompok Tani Merja Jaya, I Putu Mahardika mengucapkan terima kasih kepada Made Urip yang telah setia dan sangat rajin membantu para petani di Jembrana. Ia mengaku bantuan alat panen ini akan digunakan dengan sebaik-baiknya.

“Kami juga berharap, agar bantuan lainnya juga bisa diberikan oleh Bapak Made Urip, sehingga pertanian semakin maju, mandiri dan modern,” ucapnya.

Mewakili Bupati Jembrana, Kadis Pertanian, Berkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Jembrana, I Wayan Sutama, SP., M.Si., menyampaikan Made Urip sangat banyak mengguyur bantuan di sektor pertanian, termasuk kegiatan Bimtek yang sangat dibutuhkan untuk mensupport sektor pertanian menuju Jembrana Emas tahun 2026. Karena itulah diharapkan ratusan peserta Bimtek ini, agar bisa terus mengikuti dengan baik dari awal hingga berakhir.

“Makanya kita harus tetap semangat berkat dukungan dari Bapak Made Urip di Jembrana,” ungkapnya, seraya menyebutkan ada potensi baru dari rencana pembangunan jalan Tol yang melewati Kabupaten Jembrana, sehingga akan banyak membutuhkan pangan, terutama beras di masa mendatang.

“Hal ini akan menjadi PR ke depan, termasuk potensi pengembangan kakao untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Bantuan bibit kakao ini juga berkat inisiasi Pak Made Urip, termasuk beras,” pungkasnya.

Di sisi lain, Koordinator Perlindungan Lahan, Dr. Dede Sulaeman mewakili Dirjen PSP Kementerian Pertanian mengaku sangat berbahagia bisa kembali bertatap muka dengan Made Urip yang sudah hampir 25 tahun atau 5 periode sebagai Anggota DPR RI yang terpilih dengan 255.130 suara terbanyak Dapil Bali dan peringkat ke-7 di seluruh Indonesia. Bimtek yang mendatangkan narasumber Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Bali, Dr.Drh. I Made Rai Yasa, MP., bersama fraktisi pertanian, I Ketut Punia ini, sebagai bentuk inisiasi Made Urip untuk mensosialisasikan program pertanian strategis bagi masyarakat, terutama para petani maupun krama subak. Pihaknya sengaja mengangkat tema sosialisasi ini, agar bisa menambah pengetahuan petani sebagai ujung tombak pembangunan sektor pertanian, agar menjadi landasan yang dapat mendukung sektor lainnya, seperti sektor pariwisata di Bali, termasuk di Jembrana.

“Jadi tanpa adanya Bapak Made Urip, maka Bimtek ini tidak akan pernah ada,” tegasnya.

 Di sisi lain, Made Urip mengaku akan selalu siap membina seluruh petani dan krama subak di Bali. Salah satunya melalui Bimtek ini, untuk menambah wawasan dan kapasitas petani maupun para penyuluh pertanian di lapangan untuk perlindungan lahan pertanian, sekaligus membenahi tanah produktif dan kelas satu di Bali. Apalagi tidak akan mungkin membuka lahan baru, sehingga lahan pertanian di Bali terus tergerus sekitar 700 hektar setiap tahunnya.

“Bayangkan itu? Bisakah kita mencetak lahan baru seluas 700 hektar pertahun? Tidak mungkin dan malah terus berbuah beton,” sentil M-U. Karena itulah, bagaimana melindungi lahan produktif ini, karena sudah ada UU No.41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. “Sepert lahani di sebelah Puspem Badung, sampai kapan itu akan bertahan? Karena dari dalam terus digerogoti itu,” bebernya.

Untuk itu, khususnya di Kabupaten Jembrana bagaimana memproteksi bersama lahan pertanian ini jangan sampai dijual dan beralih fungsi menjadi kepentingan di luar pertanian. Apalagi sebagian besar sebagai petani gurem, karena petani di Bali hanya memiliki lahan di bawah 0,25 hektar.

“Kita sudah mempunyai UU, cuma malah kalah cepat dengan perkembangan pembangunan di daerah, sehingga hanya menjadi macan kertas. Jadi pemerintah daerah juga tak berdaya menghadapi hal itu, sehingga tugas kita bersama menjaga lahan pertanian ini untuk menegakan kedaulatan pangan,” tegas M-U, seraya mendorong petani ke depan harus bisa membenahi kualitas lahan pertanian, karena Gubernur Bali, Wayan Koster sudah mencanangkan Bali Organik.

Karena itu, Made Urip melalui Kementerian Pertanian terus menggenjot bantuan UPPO dan bibit sapi betina produktif untuk meningkatkan produksi pupuk organik di Bali.

Pihaknya juga berharap melalui Bimtek ini, agar semua peserta yang hadir bisa menambah wawasan untuk meningkatkan kualitas dan pembenahan lahan pertanian, terutama lahan subak abian dan subak basah di Jembrana di masa mendatang.

“Maka itu, saya harap agar Bimtek ini bisa bermanfaat, sehingga harus bisa diikuti dengan baik dari awal hingga berakhir,” pungkas M-U.


  • 26 Mei 2023
  • Oleh: PDI Perjuangan Bali
  • Dibaca: 613 Pengunjung

Berita Terkait Lainnya