Pendaftaran Kader PDI Perjuangan

Serahkan Bantuan Bibit Megawati, Made Urip Lanjutkan Bimtek Budidaya Padi MSP di Badung

  • 28 Juli 2023
  • Oleh: PDI Perjuangan Bali
  • Dibaca: 482 Pengunjung

Mangupura - Memasuki tahap kedua, Anggota Komisi DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Drs. I Made Urip, M.Si., kembali turun melanjutkan agenda kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) di Kabupaten Badung. Wakil Rakyat Sejuta Traktor yang akrab disapa M-U tersebut, membuka Bimtek Pengembangan Budidaya Padi MSP Tahun 2023 untuk Kedaulatan Pangan NKRI di Warung Semana, Abiansemal, Badung, pada Selasa (25/7/2023).

Kegiatan Bimtek yang terus digenjot oleh Ketua DPP PDI Perjuangan membidangi Pertanian, Lingkungan dan Kehutanan yang diawali di Gianyar ini, juga mengukuhkan pengurus Korda MSP Bali yang diketuai oleh I Nyoman Bagiana yang juga Ketua Ganti Badung. Kegiatan Bimtek kembali mendatangkan narasumber dari DPP MSP, Aji Saptaji, dan Irsan Surya Imana yang dihadiri Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian yang diwakili Sub Koordinator Intensifikasi Padi THLK, Marwanti, SP., beserta Kadis Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, I Wayan Wijaya, S.Sos., M.Si.

Pada kesempatan itu, Made Urip menyerahkan bantuan bibit padi MSP dan pupuk cair kepada petani dan krama subak di Bumi Keris. Sebagai salah satu penerima bantuan, sekaligus peserta Bimtek, Pekaseh Subak Bedahanan, I Wayan Sari Merta mengucapkan terima kasih kepada Made Urip yang selalu mendukung dan memfasiltasi berbagai bantuan, termasuk kegiatan Bimtek di Badung. Ia berharap Bimtek yang diberikan bisa bermanfaat untuk mensejahterakan petani dan penyuluh.

“Bapak Made Urip sangat antusias membantu para petani dan krama subak di Bali, seperti benih MSP ini. Bahkan subak kami sudah berulang-ulang menanam padi MSP dan hasilnya meningkat daripada varietas padi lainnya,” tegasnya.

Di sisi lain, Kadis Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, I Wayan Wijaya mengaku sangat bersyukur bisa bertemu kembali dengan Made Urip untuk menegakan kedaulatan pangan di Badung. Apalagi juga diberikan bantuan bibit padi MSP dengan kegiatan Bimtek yang sangat luar biasa, agar petani mengetahui hal yang baru tentang keahlian di bidang pertanian. Untuk itulah, pihaknya juga akan terus melakukan inovasi di sektor pertanian, karena petani umumnya hanya mampu memproduksi, namun selanjutnya tidak tahu ke mana hasil produksi dibawa? Melihat kelemahan itu, pihaknya merancang kegiatan Bung Romi atau “Badung Promo Tani” dengan mengundang petani untuk memperkenalkan produk dan hasil pertanian kepada para pengusaha hotel serta swalayan.

“Awalnya pengusaha kita mengira produk pertanian yang dibeli berasal dari luar Bali, padahal dari Badung. Selain itu, petani kita akan tahu apa yang dibutuhkan oleh pengusaha. Karena kualitas dan kuantitas termasuk kontinyunitas kita tidak bisa bersaing,” tandasnya.

Di satu sisi alih fungsi lahan pertanian di Badung sulit dibendung oleh kepentingan pariwisata. Padahal ketahanan pangan juga bergantung oleh luas kepemilikan lahan produktif semakin berkurang. Namun berkat kerja keras bersama yang terus didukung oleh Made Urip masih mampu mempertahankan produksi beras dengan hasil rata-rata gabah 114 ribu ton per tahun. Bahkan stok beras masih surplus 6 ribu sampai 8 ribu ton per tahun. Untuk mendorong petani meningkatkan produktifitas pertanian, Pemkab Badung memberi bantuan subsidi solar, termasuk memperjuangkan insentif untuk biaya produksi pertanian.

“Namun sayangkan dari sisi aturan masih belum memungkinkan untuk diwujudkan,” sebutnya, seraya menambahkan tahun 2024 akan ada bantuan subsidi benih dari sekali dalam setahun menjadi dua kali setahun.

Seperti sebelumnya, Sub Koordinator Intensifikasi Padi THLK, Marwanti menyampaikan kegiatan Bimtek ini, sebagai kerja sama dengan Made Urip selama 5 tahap di Bali, namun tidak semua kabupaten/ kota mendapat kesempatan untuk melaksanakan agenda Bimtek. Ditegaskan berkat inisiasi dan fasilitasi Made Urip para petani dan krama subak di Badung dapat mengikuti kegiatan Bimtek. Dikatakan selama menangani komoditas padi, jagung dan kedelai atau Pajale ini produksinya cenderung menurun. Bahkan secara nasional terus melandai, dan tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 280,1 juta jiwa yang sebagian besar membutuhkan produksi beras. Di satu sisi, luas lahan produktif juga terus menurun, akibat alih fungsi lahan, karena ledakan jumlah penduduk yang terus meningkat sekitar 3 juta jiwa pertahun. Bahkan, produksi beras pada tahun 2023 hanya 40,19 ton per tahun.

“Artinya produksi pertanian tidak sebanding dengan jumlah penduduk,” katanya.

Oleh karena itu, bersama Made Urip akan terus menggenjot penggunaan padi varietas unggul, seperti benih Padi MSP yang bisa meningkatkan produksi beras menjadi 12 ton per hektar. Menurutnya, padi MSP atau Mari Sejahterakan Petani ini, menjadi harapan petani dan krama subak untuk menaikan produksi gabah, sehingga bisa berkontribusi secara nasional.

“Kami harap produksi pertanian semakin meningkat untuk menjaga kedaulatan pangan. Untuk itu, kami harap ikuti Bimtek ini sebaik-baiknya, karena tidak semua kabupaten/ kota di Bali mendapat kegiatan Bimtek ini,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan oleh Made Urip yang menegaskan kembali Bimtek ini sebagai kerja sama dengan Kementerian Pertanian selama 5 tahap di Bali. Salah satunya diprioritaskan di Badung, karena tantangan cukup berat, akibat alih fungsi lahan yang harus ditanggulangi bersama.

Oleh karena itu, Made Urip sebagai anggota dewan yang khusus mengurus perut rakyat merasakan pentingnya pangan lokal harus digali dan dihidupkan kembali dengan diversifikasi penganekaragaman pangan. Apalagi pangan tidak saja beras, namun juga banyak jenis umbi-umbian, termasuk jagung sebagai pangan lokal yang harus kembali dihidupkan dan dikembangkan.

“Saya merasakan saat krisis tahun 60-an kita makan keladi atau singkong yang dicampur beras sedikit. Kan begitu? Bayangkan itu, karena krisis jaman itu,” beber M-U.

Oleh karena itulah, tantangan untuk meningkatkan produktifitas pertanian, salah satunya dengan bibit unggul MSP. Disebutkan bibit unggul yang ditemukan oleh Surono Danu ini tidak hanya padi, namun juga jagung, kedelai, kacang-kacangan, ketela dan lainnya dengan produktifitasnya rata-rata mencapai 12 ton per hektar. Apalagi di Bali rata-rata sebagai petani gurem memiliki lahan yang semakin sempit, sehingga harus bisa ditingkatkan produktifitasnya.

Selain tantangan alih fungsi lahan, Anggota DPR RI terpilih 5 periode dengan 255.130 suara terbanyak Dapil Bali dan peringkat ke-7 di seluruh Indonesia itu, juga mengungkapkan regenerasi petani cukup lambat, sehingga harus terus mendorong generasi muda dan milenial mau terjun ke sektor pertanian. Di samping itu, PPL sebagian besar sudah memasuki masa pensiun, padahal idealnya 1 desa ada 1 penyuluh.

“Siapa yang akan memberikan informasi pertanian ke desa jika tidak ada penyuluh? Pemerintah Pusat juga tidak ada lagi pengangkatan penyuluh,” sentil M-U. Untuk itulah, Made Urip berharap agar melalui Bimtek ini bisa menambah wawasan petani dan penyuluh untuk meningkatkan produktifitas pertanian. Salah satunya dengan bibit unggul MSP yang juga bisa dibilang bibit Megawati Soekarno Putri. “Jadi saya harap ikuti Bimtek ini dengan baik dari awal hingga berakhir,” tutup Made Urip, suami Ni Made Kusmantari dari kuota perempuan yang digadang-gadang maju sebagai bakal calon Anggota DPRD Provinsi Bali dari PDI Perjuangan di Dapil Tabanan itu.


  • 28 Juli 2023
  • Oleh: PDI Perjuangan Bali
  • Dibaca: 482 Pengunjung

Berita Terkait Lainnya