Pendaftaran Kader PDI Perjuangan

Ganjar bersama Gus Yasin Pamit dan Sampaikan Terima Kasih kepada Masyarakat Jateng

  • 17 Agustus 2023
  • Oleh: PDI Perjuangan Bali
  • Dibaca: 503 Pengunjung

Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi inspektur upacara HUT Kemerdekaan RI tingkat provinsi Jateng, di Lapangan Pancasila (Simpanglima) Kota Semarang, Kamis (17/8/2023). Di kesempatan itu, Ganjar-Wagub Taj Yasin Maimoen pamit, karena 5 September 2023 memasuki purnatugas.

Diakui, semua yang ada di dunia ini memiliki waktu yang terbatas. Begitu pulandengan masa jabatannya bersama Wagub Taj Yasin Maimoen yang juga ada batasnya.

‘Dengan menyadari itu, saya meyakini bahwa dalam waktu yang terbatas itulah, kita harus mendorong diri mewujudkan impian-impian terbaik kita. Prinsip ini tidak pernah berubah sepanjang masa. Barang siapa memiliki impian besar, ia harus sanggup bekerja keras, memiliki ketekunan, daya tahan, dan kesabaran untuk mewujudkan mimpi itu, dan mengatasi hambatan-hambatan yang menghadangnya sepanjang jalan,” kata Ganjar, dalam amanatnya.

Dalam kesempatan itu, Ganjar mengatakan, kedatangannya kali itu bersama istri, serta Wagub Taj Yasin Maimoen bersama istri, sekaligus untuk menghadap masyarakat Jawa Tengah, mengetuk hati, menghaturkan permohonan maaf, atas semua yang telah dilakukan selama memimpin provinsi ini.

“Ingin rasanya saya mendatangi panjenengan satu persatu, menjabat tangan lalu memeluk erat panjenengan. Dan saya akan mengucap, kula temen-temen tresna kalih panjenengan. Saya benar-benar mencintai panjenengan, sebagai warga maupun sebagai saudara. Terima kasih. Semoga persaudaraan erat kita ini jadi pemicu perdamaian dan kemajuan di seluruh Indonesia, di seluruh penjuru Nusantara,” ucap Ganjar, dengan nada berat.

Gubernur juga menyampaikan sejumlah capaian kemajuan di masa kepemimpinannya. Seperti, tingkat kemiskinan di Jateng turun hingga mencapai 1 juta jiwa lebih. Orang nomor satu di Jateng ini juga memuji para petani, sehingga Jateng jadi salah satu lumbung pangan Indonesia. Juga kepada buruh pabrik yang menjaga kondusivitas serta proses rembukan yang selama ini dilakukan, berhasil menarik ratusan triliun rupiah investasi dalam sepuluh tahun terakhir.

Apresiasi juga disampaikan kepada para guru, romo, kiai, dan seluruh pemuka agama. Ganjar menyampaikan, berkat kesalehan dan intelektualitas mereka, indeks pembangunan manusia serta kebahagiaan warga Jawa Tengah terus meningkat. Juga kepada para nelayan, pengusaha, karyawan, maupun pedagang, Ganjar berucap terima kasih telah bekerja sebaik-baiknya.

Begitu juga para pekerja profesional, PNS maupun pejabat pemerintahan, yang telah melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab, yang telah mereformasi pandangan dan cara kerjanya. Yakni, memberikan pelayanan terbaik yang cepat, mudah, dan murah kepada masyarakat.

“Bagaimana jadinya jembatan timbang saat ini jika tidak ada reformasi besar-besaran, setelah dibongkar praktik pungli di sana. Mungkin lingkungan Samsat tidak akan pernah terlepas dari jerat praktik pungli, jika para pegawainya tidak melakukan perbaikan setelah kita lakukan sidak di sana,” ungkapnya.

Begitu pula di ranah pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik lainnya, tambahnya, semua tatanannya akan ambyar jika pegawainya tidak berintegritas. Karena apapun sektornya, berapapun fasilitas yang tersedia, penunjang kemajuan yang paling utama adalah integritas pegawai yang mengurus.

Itulah cara terbaik untuk mensyukuri kemerdekaan. Menjadikan nikmat besar kemerdekaan sebagai stimulan pembangunan negara. Mulai dari pembangunan infrastruktur perekonomian, pembangunan infrastruktur kesehatan, pendidikan, sosial sampai infrastruktur digital bisa mendekati posisi ideal.

“Dari seluruh pembangunan infrastruktur itu, barulah orientasi keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya akan kita wujudkan. Maka seluruh potensi peningkatan perekonomian rakyat harus kita optimalkan,” bebernya.

Ganjar menyampaikan rasa syukur, dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para pejuang. Dari mereka tahu, kehormatan memang harus diperjuangkan. Walau air mata, darah, bahkan nyawa dikorbankan. Maka mesti bersumpah, untuk mengubah segala duka lara mereka, menjadi kebahagiaan bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Kita tahu, cita-cita kemerdekaan bukan sekadar bebas dari penjajahan. persatuan, kebersamaan, kemakmuran, kemajuan, penguasaan ilmu pengetahuan, penghormatan sesama warga dunia adalah impian kemerdekaan para pejuang. Tapi tentu kita sadar, untuk mewujudkan impian itu dan menjadikannya berkah di bumi Nusantara, bukanlah perkara gampang. Dia juga tidak bisa diupayakan oleh satu golongan apalagi satu orang,” tandasnya.


  • 17 Agustus 2023
  • Oleh: PDI Perjuangan Bali
  • Dibaca: 503 Pengunjung

Berita Terkait Lainnya